Oleh: C4KEBOM (TKO)
Langit Ke-1 (ar-Rafii'ah): Adam
Akupun pergi bersama Jibril hingga kami mendatangi Langit Pertama.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Begitu menjumpai Adam, aku memberinya salam.
Diapun berkata: "Selamat datang untukmu wahai anak dan nabi!".
Langit Ke-2 (al-Maa'uun): Isa dan Yahya
Kemudian kami mendatangi Langit Kedua.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Ketika menjumpai Isa dan Yahya,
keduanya berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-3 (al-Maziinah): Yusuf
Lalu kami mendatangi Langit Ketiga. Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?", dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Saat menjumpai Yusuf, aku memberinya salam.
Dia berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-4 (az-Zahirah): Idris
Lantas kami mendatangi Langit Keempat. Ada yang bertanya:
"Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sebaik-baik pendatang telah tiba".
Tatkala menjumpai Idris, aku memberinya salam.
Diapun berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-5 (al-Muniirah): Harun
Kemudian kami mendatangi Langit Kelima.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia menjawab: "Muhammad".
Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya".
Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Saat kami menjumpai Harun, aku memberinya salam.
Diapun menjawab: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-6 (al-Khaliishah): Musa
Lantas kami mendatangi Langit Keenam.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril".
Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Dikatakan: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya? Selamat datang untuknya dan sebaik-baik pendatang telah tiba."
Ketika menjumpai Musa, aku memberinya salam. Diapun dia berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Tatkala aku berlalu, dia menangis sehingga ditanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?".
Dia menjawab: "Wahai Tuhan, (yang menyebabkanku menangis yaitu) pemuda ini yang diutus sesudahku.
Umatnya yang masuk surga lebih utama daripada umatku yang memasukinya."
Langit Ke-7 (al-Ajiibah): Ibrahim
Lalu kami mendatangi Langit Ketujuh.
Ada yang bertanya: "Siapa ini?", dia menjawab:
"Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?",
dia menjawab: "Muhammad".
Dikatakanlah: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya?
Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba."
Saat menjumpai Ibrahim, aku memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat datang untukmu, wahai putra dan nabi!".
Bait al-Makmur
Tatkala dinaikkan ke Baitul Makmur, aku menanyai Jibril. Maka ia menjawab: "Ini adalah Baitul Makmur. Setiap hari di dalamnya shalat tujuh puluh ribu (70.000) malaikat. Jika mereka telah keluar, mereka tidak akan pernah kembali lagi ke sana sampai yang terakhir dari mereka."
Peristiwa di Sidratul Muntaha
Dan aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha yang mana buahnya seperti bejana batu dan daunnya seperti telinga gajah. Pada akarnya terdapat empat sungai: dua sungai batin dan dua sungai lahir. Begitu kutanyai Jibril, ia menjawab: "Adapun dua yang batin (tidak tampak dari dunia) berada di surga, sedangkan dua yang lahir (tampak di dunia) adalah Nil dan Eufrat." Kemudian aku diwajibkan lima puluh shalat.
HR al-Bukhari (3207).
Peristiwa di Surga
Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda: Ketika aku jalan-jalan di Surga, aku mendekati sungai yang di kedua bantarannya terdapat kubah-kubah dari rangkaian mutiara.
Aku bertanya: "Apa ini wahai Jibril?"
Ia menjawab: "Ini adalah al-Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu." Maka ingatlah (ketahuilah) oleh kalian bahwa tanahnya atau debunya adalah kesturi yang harum semerbak.
HR al-Bukhari (6581),Kitab Kelembutan Hati, Bab Tentang al-Kautsar.
Peristiwa di Neraka
Dari Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:Ketika aku dimi'rajkan [Tuhanku yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi], aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka. Aku bertanya: "Siapa mereka wahai Jibril?" Ia menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan menumpuk-numpuk harta."
HR Abu Dawud (4878), Kitab Adab, Bab Tentang Ghibah. Menurut al-Albani hadits ini shahih lighairih dalam ash-Shahihah (II: 533) dan Shahih at-Targhib (III: 2839). Sebelumnya dalam Takhrij al-Misykat (III: 5046) beliau belum menetapkan derajatnya.
Langit Ke-6: Saran Musa
Saat aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya: "Apa yang engkau bawa?".
Kujawab: "Aku diwajibkan lima puluh shalat".
Ia berkata: "Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan dengan Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah (keringanan) kepada-Nya."
Sidratul Muntaha: Keringanan kewajiban shalat
Oleh karena itu aku kembali. Akupun meminta (keringanan) kepada-Nya sehingga Dia menjadikannya empat puluh.
Langit Ke-6, Sidrat al-Muntaha
Kemudian seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh.
Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan dua puluh.
Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan sepuluh.
Ketika aku bertemu Musa, ia berkata seperti tadi. Dia pun menjadikannya lima.
Langit Ke-6: Berserah diri
Tatkala aku bertemu Musa, ia berkata: "Apa yang engkau bawa?".
Begitu kujawab: "Dia jadikan lima", ia (masih) berkata seperti tadi.
Maka aku katakan: "Aku berserah diri dengan baik", sehingga diserukanlah: "Sesungguhnya Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta meringankan hamba-Ku, dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh kalinya."
HR al-Bukhari (3207) dengan redaksi sebagaimana telah dikemukakan panjang lebar, an-Nasai (448), dan Ahmad (17378 &; 17381).
No comments:
Post a Comment