Jika di danau Loc, Skotlandia, terkenal dengan cerita mahluk misterius yang diberi nama Loch Ness, maka danau Poso terkenal dengan Lampu danaunya. Jika kita bertanya ke penduduk setempat tentang misteri danau, pasti akan lebih dulu diceritakan tentang misteri mahluk raksasa yang memancarkan cahaya seperti lampu petromaks di malam hari.
Cahaya yang terang ini sering mengecoh nelayan yang mencari ikan di malam hari, di kira teman nelayan, setelah dihampiri cayaha itu bergerak dengan cepatnya dan berpindah – pindah, kadang menghilang dan muncul lagi di tempat yang lain bahkan tak jarang mengitari danau dalam hitungan menit. Ujar Arkhi.
Penduduk sekitar danau menyakini kalau cahaya itu berasal dari kepala seekor naga yang berdiam di dasar danau, tetapi kadang – kadang muncul ke permukaan. Katanya sudah banyak penduduk yang pernah melihat ujung kepala sang naga, ujung ekor atau sisiknya. Cahaya misterius ini lebih dikenal penduduk dengan sebutan “lampu danau”.
Penduduk percaya kalau naga ini sebagai penunggu danau, makanya jangan pernah mengucapkan kata – kata makian, keluhan atau bersikap meremehkan danau ini, kalau tidak ingin celaka.
Menurut para nelayan yang mencari ikan di malam hari, jika mereka melihat lampu danau maka menjadi pertanda bahwa tidak akan memperoleh seekor pun ikan tangkapan. Makanya lebih baik pulang saja untuk beristirahat, ujar Arnius penduduk desa Peura.
Menurut Arnius pernah kejadian seorang nelayan yang kesal tak mendapatkan ikan, kemudian mengejar Lampu Danau itu sampai kira – kira 3 km jauhnya, tetapi lampu itu kemudian menghilang di sekitar kaki bukit Marari yang terkenal airnya sangat dalam.
Penduduk percaya kalau naga ini sebagai penunggu danau, makanya jangan pernah mengucapkan kata – kata makian, keluhan atau bersikap meremehkan danau ini, kalau tidak ingin celaka.
Menurut para nelayan yang mencari ikan di malam hari, jika mereka melihat lampu danau maka menjadi pertanda bahwa tidak akan memperoleh seekor pun ikan tangkapan. Makanya lebih baik pulang saja untuk beristirahat, ujar Arnius penduduk desa Peura.
Menurut Arnius pernah kejadian seorang nelayan yang kesal tak mendapatkan ikan, kemudian mengejar Lampu Danau itu sampai kira – kira 3 km jauhnya, tetapi lampu itu kemudian menghilang di sekitar kaki bukit Marari yang terkenal airnya sangat dalam.
Lepas dari benar atau tidaknya cerita tentang mahluk raksasa penunggu Danau Poso ini, paling tidak ada nilai – nilai kearifan budaya lokal tentang bagaimana menjaga dan memperlakukan alam sekitar supaya tetap lestari dan penghidupan penduduk di sekitarnya tetap terjaga.
Karena itu bagi penduduk di sekitar pesisir danau yang tetap menyakini cerita ini memperlakukan danau poso sebagai sesuatu yang harus dihargai, tidak boleh mengambil secara berlebih ikan yang ada di danau, tidak boleh serampangan menebang pohon sekitar danau dan atau aktifitas lainnya yang terkesan meremehkan alam ciptaanNya.
Sekiranya masyarakat terpelajar pun bisa mengambil nilai – nilai kearifan lokal ini yaitu untuk tidak serakah dan tidak mengambil secara berlebih semua yang telah tersedia di alam sekitar kita supaya tidak terjadi petaka yang akhirnya mendatangkan bencana bagi kita dan generasi nanti.
No comments:
Post a Comment