Wednesday, 29 February 2012

China Riots: Xinjiang's Uighur

China Riots: West Descends Into Mob Violence Between Han Chinese, Muslim Uighurs

By: William Foreman (Associated Press)



 URUMQI, China — Sobbing Muslim women scuffled with riot police, and Chinese men wielding steel pipes and meat cleavers rampaged through the streets as ethnic tensions worsened in China's oil-rich Xinjiang territory, prompting President Hu Jintao to cut short a G8 summit trip Wednesday.

The new violence in Xinjiang's capital erupted Tuesday only a few hours after the city's top officials told reporters the streets in Urumqi were returning to normal following a riot that killed 156 people Sunday. The officials said more than 1,000 suspects had been rounded up since the spasm of attacks by Muslim Uighurs against Han Chinese, the ethnic majority.

In a rare move, Hu cut short a trip to Italy to take part in a Group of Eight meeting later Wednesday to travel home to deal with the outbreak of violence, the Foreign Ministry said on its Web site.


The chaos returned Tuesday when hundreds of young Han men seeking revenge began gathering on sidewalks with kitchen knives, clubs, shovels and wooden poles. They spent most of the afternoon marching through the streets, smashing windows of Muslim restaurants and trying to push past police cordons protecting minority neighborhoods. Riot police successfully fought them back with volleys of tear gas and a massive show of force.

Uighurs have said this week's rioting was triggered by the June 25 deaths of Uighur factory workers killed in a brawl in the southern Chinese city of Shaoguan. State-run media have said two workers died, but many Uighurs believe more were killed and said the incident was an example of how little the government cared about them.


There was a heavy security presence in Urumqi on Wednesday morning after an overnight curfew in the city of 2.3 million was lifted. Two helicopters flew over the city watching the scene.

The ugly scenes over the last several days highlight how far away the Communist Party is from one of its top goals: Creating a "harmonious society." The unrest was also an embarrassment for the Chinese leadership, which is getting ready to celebrate the 60th anniversary of Communist rule and wants to show it has created a stable country.

But harmony has been hard to achieve in Xinjiang, a rugged region three times the size of Texas with deserts, mountains and the promise of huge oil and natural gas reserves. Xinjiang is also the homeland for 9 million Uighurs (pronounced WEE-gers), a Turkic-speaking group.


Many Uighurs believe the Han Chinese, who have flooded into the region in recent years, are trying to crowd them out. They often accuse the Han of prejudice and waging campaigns to restrict their religion and culture.

The Han Chinese allege the Uighurs are backward and ungrateful for all the economic development and modernization the Han have brought to Xinjiang. They also complain that the Uighurs' religion _ a moderate form of Sunni Islam _ keeps them from blending into Chinese society, which is officially communist and largely secular.

U.N. High Commissioner for Human Rights Navi Pillay called the violence a "major tragedy" and said all sides should "exercise great restraint so as not to spark further violence and loss of life."
The authorities have been trying to control the unrest by blocking the Internet, including social networking sites such as Facebook, and limiting access to texting services on cell phones. At the same time, police have generally been allowing foreign media to cover the tensions.

In a sign the government was trying to address communal grievances after the factory brawl in southern China, the official Xinhua News Agency said Tuesday that 13 people had been arrested, including three from Xinjiang. Two others were arrested for spreading rumors on the Internet that Xinjiang employees had raped two female workers, the report said, citing a local police official.

Chinese officials dismiss claims that the Urumqi rioting was caused by long-simmering resentments among the Uighurs. They said the crowds were stirred up by U.S.-exiled Uighur activist Rebiya Kadeer and her overseas followers, who used the Internet to spread rumors.


"Using violence, making rumors, and distorting facts are what cowards do because they are afraid to see social stability and ethnic solidarity in Xinjiang," Foreign Ministry spokesman Qin Gang said in Beijing during a blistering verbal attack on Kadeer. She has denied the allegations.

In Washington, D.C., Kadeer accused China of inciting the ethnic violence, saying peaceful Uighur demonstrators have been targeted as part of the continuing repression in the region by the Chinese government.

"I'm not responsible," Kadeer, president of the Uyghur American Association said, during a rally. "The Chinese authorities instigated the violence."

------------------------------------------------------------------------------------

Mosque demolition sparks China 'riots' - The Times of India

Riots erupt in southern China over land sales to developers

China fears riots will spread as boom goes sour

Maybe many thousands of Uighur migrants who move to other provinces should be also accused of "diluting" local ethnicity.

Uighur intol.erance towards economic migrants from other parts of China

http://www.huffingtonpost.com/social/ModernTimes1/china-riots-west-descends_n_226785_26793053.html

Mu.slim population is decreasing --- see "diluting" and "oppression" (see Xinjiang).

ModernTimes1: Mu.slim population is increasing--- see "diversity" and "multi-culturalism" ( Europe).

http://www.huffingtonpost.com/social/ModernTimes1/china-riots-west-descends_n_226785_26792364.html

Tuesday, 21 February 2012

Bahaya Ketika Bicara Tasawwuf

sdra getzer (TKO)

Perkaitan dua galaksi di angkasa

Dari kata-kata Ibn Abbas r.a;

"Janganlah berdebat dengan orang yang berakhlak buruk kerana ia akan menyakitkan hatimu, janganlah pula berdebat dengan orang yang bijaksana kerana dia tidak akan melayanimu.

Adakala iman boleh dilihat dari zahirnya kita, adakala iman tidak boleh dilihat dari zahirnya kita."

Berdasarkan kata-kata Ibn Abbas di atas, nilaikanlah diri kita sebenarnya di tahap manakah kita ini? Entah-entah kitalah yang salah di saat kita menyangka bahawa kita yang betul.

Lalai dlm taat lagi bahaya dari lalai yang zahir...

“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhirat maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” - HR Bukhari Muslim

Di dalam al-Quran juga ada menyebutkan, ... semua pembicaraan/perdebatan harus natijahnya kebaikan!

Dalam satu hadis, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” - HR Ahmad dan Tirmidzi

Jikalau kita tidak setuju juga dengan pandangan sahabat kita atau orang lain, tidaklah menjadi kesalahan, kerana penolakan pendapat itu tidak bertentangan dengan syariat. Namun ketika menolaknya hendaklah dengan memperhatikan tingkat ilmu lawan kita berbicara. Kita disaran agar tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara itu yang dikuatiri akan bertukar menjadi fitnah bagi diri dan agamanya. Lihat juga dalam bidang apa yang dibincangkan itu.

Di saat menolak pendapat lawan hendaknya kita menjaga hati biar dalam keadaan bersih, dan menghindari diri daripada kebencian serta penyakit hati.

Allah berfirman yg maksudnya;

"Dan janganlah kamu mengikuti (membahaskan) apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawab ke atasnya." -  Al-Isra': 36

Imam Al-Baidhowi r.a. ketika mentafsirkan ayat ini berkata:

"Jangan kamu cuba mengikuti (iaitu membahaskan, apatah lagi menyalahkan) sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya, semata-mata kerana taqlid kepada seseorang atau mengikut prasangka kamu sendiri tanpa usul periksa."
Bagaimana seseorang sanggup melemparkan tohmahan dan menuduh sesat terhadap para sufi tertentu, dengan hal atau istilah-istilah yang mereka itu tidak memahaminya menurut kefahaman para sufi berkenaan? Maka, tohmahan dan tuduhan tersebut hanyalah berdasarkan buruk sangka mereka terhadap para sufi yang benar itu.

Manusia itu diikuti ilmu dan amalnya, bukan semata-mata kerana ilmunya sahaja. Inilah manhaj tarbiah yang diajarkan oleh Baginda s.a.w., yang mana setiap gerak-geri Baginda s.a.w. adalah qudwah (contoh) yang tepuji. Akhlak Baginda s.a.w. itu bagaikan al-Qur'an yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Bagi para mursyid yang kamil juga, mereka akan mewarisi qudwah Baginda s.a.w. bukan semata-mata kerana ilmu tanpa amal. Islam itupun adalah berkait dengan ilmu dan amal. Jadi, selain menurunkan ilmu dan kalam Allah di sini, serlahkan juga adab yang sesuai dengan apa yang orang lain ingin lihat anda sebagai pengamal tasauf.

Orang yang datang kepada kita itu adalah ujian untuk kita menilai di mana kita sebenarnya? Memang benar takkan ada orang yang sesabar Rasululah saw.
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hendaklah kamu menyampaikan kepada manusia sesuai dengan kadar kefahamannya". - Al-Hadith

Daripada hadith ini kita dapati, di mana antara manhaj dakwah Rasulullah s.a.w. adalah dengan memerhatikan kepada siapakah Baginda s.a.w. ingin berinteraksi dan Baginda s.a.w. akan berinteraksi kepadanya sesuai dengan kadar akal dan kefahamannya. Jadi, kepada Rasulullah s.a.w. lah kita jadikan contoh dalam menyampaikan dakwah.

Dalam ilmu tasawwuf ini, ada tiga jenis perbahasan.

Perbahasan pertama, berkaitan dengan asas-asas mengenal ilmu tasawwuf. Kedua, berkaitan dengan tasawwuf praktikal, atau amali.

Adapun perbahasan jenis pertama, iaitu asas-asas pengenalan terhadap ilmu tasawwuf, maka ia merupakan suatu perbahasan dalam rangka mmperkenalkan kepada orang tentang apa itu tasawwuf, kedudukan tasawwuf dalam Islam, sejarah perkembangan tasawwuf dan sebagainya? Ia juga dikenali sebagai pengantar ilmu tasawwuf. Ia perlu disebarkan secara umum kerana masyarakat Islam seluruhnya perlu mengetahui hakikat sebenar ilmu tasawwuf Islami agar mereka tidak terkeliru dengan dakyah musuh-musuh Islam yang cuba menjatuhkan taraf ilmu tasawwuf Islami itu.

Perbahasan kedua pula adalah ilmu berkaitan dengan ilmu-ilmu praktikal dalam tasawwuf seperti perbahasan tentang taubat, zuhud, ahwal, maqam dan sebagainya. Ia juga perlu diajarkan kepada umum sesuai dengan tahap kefahaman orang yang sedang kita berbicara dengannya. Ia perlu disampaikan kepada umum kerana ia perlu diamalkan oleh seluruh umat Islam, terutama pada mereka yang sudah punya mursyid yang membimbing mereka dalam perjalanan menuju Allah s.w.t.

Adapun perbahasan ketiga, iaitu perbahasan tentang zauq (perasaan-perasaan hati) yang merupakan natijah daripada seseorang yang sedang berjalan menuju Allah s.w.t. mahupun seseorang yang sudah sampai kepada perjalanan pada kebersamaan Allah s.w.t.. Maka, ia kalaupun dibincangkan kepada orang yang tidak sampai tahapnya, tanpa sebarang tujuan ilmiah atau tanpa sebarang kemaslahatan, maka ia boleh menyebabkan orang tersebut terfitnah sama ada dia salah faham terhadap apa yg cuba disampaikan lalu sesat ataupun dia sendiri terus mendustainya sama sekali.

Apabila meletakkan sesuatu itu biar kena pada tempatnya.


"Lalai dlm taat lagi bahaya dari lalai yg zahir".

Lalai yang zahir adalah kelalaian yang mudah kita perhatikan, seperti meninggalkan solat dengan sengaja. Lalai dalam taat adalah suatu kelalaian yang kita tidak sedari di saat kita taat pada perintah Allah seperti ketika mengerjakan solat, menunaikan fardhu haji, umrah dan lain-lain amal maa'ruf.

Kelalaian yang dimaksudkan itu ialah sifat riak (musuh utama dalam proses taat), 'ujub (ego), di mana inilah penyakit hati yang sangat berbahaya kerana ia berlaku ketika kita sedang berada dalam ketaatan kepada Allah swt.

Di sinilah letak peri pentingnya muhasabah diri.

Manusia yang sentiasa mencari salah dan kelemahan orang lain akan sentiasa lalai daripada melihat keaiban dirinya sendiri. Ia bagai pepatah yang mengatakan: “kuman di seberang laut pun kelihatan, tetapi gajah di hadapan mata sendiri pula tidak kelihatan”.

Imam Hasan Al-Bashri r.a. pernah berkata:

“Berbahagialah orang yang sibuk melihat keaiban diri sendiri daripada sibuk melihat keaiban orang lain”.

Seperti mana kata-kata seorang ahli sufi, "Orang yang sentiasa muhasabah dirinya, sentiasa berusaha untuk menjauhi dirinya daripada jalan-jalan yang membawa kepada kemaksiatan, dan sentiasa menyibukkan dirinya dengan ketaatan."

Kata seorang ahli sufi lagi, "Kelalaian daripada muhasabah diri itu membawa kepada kerosakan diri. Gagal dalam memperhatikan nafsu diri, membawa kepada sikap redha terhadap keburukan nafsu tersebut."

Memang dalam hal ini ada banyak perangkap, sedangkan kita terlalu rapuh untuk melepasi perangkap-perangkap berkenaan.

Orang yang lalai dalam ketaatan ini adalah orang yang terkeliru dalam memahami erti dirinya sendiri dan erti kehidupan di sekelilingnya sehingga terhijab daripada hakikat bahawasanya dirinya tidak terlepas daripada kekuasaan Allah s.w.t.. Hijab orang yang lalai tersebut adalah dirinya sendiri di samping makhluk-makhluk di sekelilingnya sehingga dia menyangka bahawa yang berperanan dalam memberi manfaat dan menolak kemudaratan daripada dirinya adalah dirinya sendiri dan makhluk-makhluk di sekitarnya. Sedangkan pada hakikatnya, hanya Allah s.w.t. sahaja yang Maha Pemberi Manfaat dan Maha Menolak Kemudaratan.

Wednesday, 8 February 2012

SH-t's Steamboat












Steamboat
Set A  (9-12 orang) Korean Style - RM100.00
Set B (6-8 orang) Korean Style - RM70.00
Set C (4-5 orang) Biasa - RM50.00
Set D (1-3 orang) Biasa - RM30.00
Set E (2-4 orang) SukiThai - RM35.00